Rabu, 12 Maret 2014

Contoh Naskah Fragmen Natal

FRAGMEN KELAS XII

KASIH, adalah hal terutama dalam kehidupan orang Kristen. Yesus menyatakan bahwa kita harus saling mengasihi. Sifat-sifat Kasih ada beberapa bentuk. Dan, fragmen ini ditulis terinspirasi atas kasih yang diajarkan Tuhan Yesus pada kita semua. Dalam fragmen ini akan diperlihatkan peranan nyata kasih dalam kehidupan Umat Kristen, dengan  berbagai konflik yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimanakah Kasih akan menjadi hal yang akan mengatasi itu semua.

Adegan 1

NARATOR 1        : “Orang SABAR pasti mendapatkan Hal yang Terbaik. Sebuah kata mutiara yang mungkin saat ini sulit menjadi nyata. Kesulitan hidup, desakan kebutuhan dan cobaan berat terkadang mampu membuat seseorang menjadi Tidak Sabar akan datangnya Berkat Tuhan padanya. Mungkinkah masih ada yang mencerminkan Kesabaran didunia ini?

Seorang Pemuda terlihat mondar-mandir  tak jelas, ia terlihat memegang sebuah berkas ditangannya dan berpakaian cukup rapi. Rupanya ia adalah seorang mahasiswa yang sedang mencari pekerjaan, namun belum jua ia dapatkan. Ia, menghela napas dan berjalan menuju sebuah gedung perusahaan. Terlihat ia berbicara dengan satpam diperusahaan tersebut.

Pemuda               : “Siang pak”
Satpam                 : “Ya siang, ada yang bisa saya bantu pak?”
Pemuda               : “Apakah disini ada lowongan pekerjaan?”
Satpam                 : “Maaf, tidak ada”
Pemuda               : “Tolong lah pak, saya sangat....”
Satpam                 : “Sebaiknya bapak pergi rus memsaja. Saya bilang tidak ada lowongan”
Pemuda               : “Saya sangat minta tolong Pak, saya harus segera mendapatkan pekerjaan pak, Ibu saya sedang dirawat dirumah sakit. tolong izinkan saya masuk dan berbicara dengan direktur bapak”
Satpam                : “Sudah saya katakan, Disini tidak ada lowongan pekerjaan untuk siapapun. Sebaiknay bapak pergi sebelum saya memakai kekerasan disini”
Pemuda               : “Tapi pak.....”
Satpam                : “Pergi dari sini sekarang”
Satpam itu mengusir pemuda itu dengan cara mendorong pemuda sampai terjatuh.
Satpam                : “Kamu boleh pergi”
Sang pemuda bangun dan membersihkan pakaiannya dan pergi dengan wajah lesu. Ia pergi kesemua perusahaan yang terdapat dikota itu, menanyai semua kesempatan pekerjaan, namun semua yang ia lakukan hanya sia-sia belaka.
Ia duduk disebuah bangku umum sembari meminum air mineral yang ia bawa dari rumah.
Pemuda               : “Ya Tuhan, aku sudah berjuang semampu ku. Namun sampai kapankah aku akan seperti ini Tuhan? Ku yakin Pasti nanti suatu saat akan ada pekerjaan yang Engkau kehendaki bagiku”

NARATOR 2 : “Kita melihat sebuah perjuangan seorang Pemuda berjuang mencari pekerjaan . Namun sampai saat ini ia masih gagal. Sampai kapankah ia akan bersabar akan semua ini?

Pemuda tersebut masih terus mencari peerjaan kesana kemari, namun seperti yang sebelum-sebelumnya ia masih menghadapi kegagalan. Apakah kesabaranya akan membuahkan hasil?
Suatu ketika ia melihat sebuah amplop cokelat yang tergeletak ditrotoar. Ia mengambil Amplop itu dan betapa terkejut ia ternyata isi amplop itu adalah uang tunai.
Pemuda               : “Ini pasti cukup untuk pengobatan Ibu”
Namun ia melihat alamat di amplop itu yang menunjukkan tempat pemilik amplop tersebut
Pemuda               : “Apa aku harus menggunakan uang ini? Atau mengembalikannya?”
Setelah perdebatan batin dalam dirinya, ia memutuskan untuk mencari alamat tersebut. Ia sampai disebuah Perusahaan Film. Ia mencoba menemui sang direktur. Terlihat suasana kantor yang kacau dan sang direktur yang pingsan.
Pemuda               : “Selamat siang”
Karyawan 1         : “Ya Pak, ada apa? “
Pemuda               : “Saya mau mengembalikan ini. Karena alamat di amplop ini menuju kesini”
Karyawan1         : “Bapak adalah penolong, Bu Direktur sangat panik karena kehilangan amplop ini, silahkan tunggu sebentar saya akan memanggil Bu Direktur”
Tak berselang Lama, Direktur pun datang dengan wajah penuh harap
Karyawan1         :”Ini bu, orang yang menemukan amplop ibu”
Direktur               :” apa benar?”
Pemuda               : “Ya Bu, ini amplop ibu saya temukan tercecer ditrotoar, silahkan dicek apa ada yang kurang”
Direktur               :*memeriksa Amplop* “Semua lengkap, saya sangat berterima kasih kepada kamu. Entah apa yang akan terjadi bila amplop ini tidak kamu temukan”
Pemuda               : “Sama-sama bu, saya hanya membantu. Saya permisi bu”
Direktur               : “Tunggu, dari penampilan kamu itu sedangmencari kerja bukan?”
Pemuda               : “ya bu, saya lulusan Sekolah seni”
Direktur               : “Kenapa kamu tidak bekerja disini saja, kami bisa memberi kamu pekerjaan”
Pemuda               : “Apa benar bu? Terima kasih sekali bu.”
Direktur               : “ Ya sama-sama”

NARATOR 3 : “Kesabaran dan kejujuran pemuda tersebut ternyata tidak sia-sia. Ia mendapatkan pekerjaannya dan bisa mengobati Ibunya. Sungguh Keindahan yang hadir pada waktunya
Adegan 2
NARATOR 4 : “Dinamika yang kehidupan yang semakin beragam dan berliku membuat manusia terkadang sulit membedakan yang baik dan buruk, mana yang sesuai dengan kehendak Tuhan dan mana yang tidak. Pengaruh dan belaian duniawi bisa membuat kita Lupa akan kriteria kasih yang sebenarnya.
Disebuah sekolah terdapat kakak-beradik yang sangat terkenal. Hal itu dapat terjadi karena orang tua mereka mempunyai jabatan pentig dikota itu. Walaupun dikatakan mereka kakak beradik, ternyata kepribadian mereka sangat berbeda, sang kakak terkenal angkuh dan sombong sedangkan sang adik mempunyai kepribadian terbalik.

Kakak                    :” Dikk, aduhh cepetan deh,kita mau telat nihh....”
Adi                         :”iya kak, sebentar”                                                                                                                                       
Mereka buru-buru berlari menuju gerbang sekolah yang sudah sepi, mereka terlambat.
Satpam2              : “Kalian ber3 tidak boleh masuk, kalian sudah terlambat 15 menit”
Kakak                    : “Heellooooo Pakk, kita itu terlambat karena ada urusan penting gituuu... Lagian     bapak kan tau saya itu anak  siapa?”
Teman 5               : “Terlambat-terlambat aja, banyak protes”
Satpam2              : “Saya tidak perduli, kamu harus dihukum sesuai aturan sekolah... Kalian ber2 harus bersihkan kamar mandi sekolah, dan kamu bersihkan Taman”
Teman 5               ; “baik pak”
Kakak                    : “Yaa ammmpuunn Pakk, masa saya harus kerjain hal macam itu, gak masuk akal dong pak. Secara gitu saya anak yang terhormat. Ga pantes dehh...”
Adik                       : “kak, ngak boleh gitu. Kita kan memang salah, jadi pantes dong dihukum”
Kakak                    : “Udah deh, jangan sok baik. Eh pak, pokoknya saya ngak mau lakukan itu ya. Gak pantes buat saya”
Satpam2              : “tapi.........”
Adik                       ; “ Ya sudah, biar saya saja pak yang mengerjakannya.”
Satpam2              : “Tidak apa-apa?”
Adik                       : “Iya pak”
Kakak                    : “Ihhhh,, bego amat sih jadi orang”
Adik                       : “Itu kan tugas kita kak. Karena memang kita salah kan?”
Kakak                    : “Ihhhh,, kakak ngak mau ikutan yaahh”
Adik                       : “Ya gak apa-apa kak”
Sang adik pun membersihkan Kamar mandi sekolah sendirian, ia mengerjakan tugasnya dengan baik walaupun tanpa sang kakak

NARATOR 5 : “Sebuah kriteria Kasih terpancar dari sang Adik. Walaupun sang kakak yang sangat angkuh tidak mau mengerjakan tugasnya, ia dengan sukarela mengerjakan tugasnya sendirian dan tidak mencerminkan sikap kakaknya tersebut. Apakah yang akan adik dapatkan dari pancaran kasihnya tersebut?

Bel tanda istirahat pun berbunyi, Sang adik terlihat duduk bersama temannya diarea sekolah mereka. Tak lama kemudian,sang Kakak bersama teman-temannya lewat didepan mereka.
Kakak                    : “Hehh dikk, kamu jangan berteman dengan Dia. Dia itu orang miskin, ngak pantes tau ngak. Bener ngak teman-teman?”
Teman1                : “Yuppp... bener banget”
Adik                       :”Tapi kak, kita ngak boleh pilih-pilih teman, kita itu harus........”
Kakak                    :”Ahhhh,, terserah kamu deh, Pokoknya kakak sudah ingatkan. Kakak pergi dulu”
Teman2                :” Bye Bye Orang Melarat hahahahaha”
Adik                       :”Maafin kakakku ya, dia sebenernya baik kok”
Teman3                : “Iya ngak apa-apa. Aku sudah biasa kok”
Adik                       : “Aku denger kamu belum bayar uang SPP yah?”
Teman3                :” Iya nihh... Orang Tua ku belum punya uang”
Adik                       : “Kamu bisa  pakai uang aku. Kebetulan aku punya tabungan”
Teman3                :”ahh ngak usah. Itukan tabungan kamu.”
Adik                       :”udah ngak apa, aku lagi ngak pengen beli apa-apa kok”
Teman3                :”Aduhh makasih banget yahh”
Adik                       :”iya, sama-sama”
Bel tanda masuk kelas berbunyi.
NARATOR 6 : Sungguh seorang yang amat hebat. Dia adalah cerminan kasih yang amat nyata. Cerminan kasih juga datang dari temannya yang tidak pendendam. Apakah ia akan tetap menjadi demikian?

Sepulang sekolah, kakak pulang duluan bersama temanya,  sedangkan sang adik harus pulang dengan jalan kaki karena supir yang biasa menjemput ternyata sedang memperbaiki mobil. Ditambah lagi mereka tidak mengetahui angkutan umum menuju rumah mereka. Ia ternyata tersesat ditengah jalan.

Adik                       :”Aduhhh gimana ini. Aku lupa jalannya lagi”
Sang adik pun mulai panik karena hari akan gelap. Ia terus berputar-putar mencari jalanan yang ia kenal agar bisa pulang, Tapi sia-sia. Tak lama kemudian ia bertemu 2 temannya sekelas yang kebetulan tinggal dekat daerah tersebut.
Teman3                                :”Ehhh.. kamu kok ada disini?”
Adik                                       :”Aku tersesat nih. Terlalu sering naik mobil, jadi ngak tau jalan”
Teman4                                :”Hmmmm.... Resiko orang kaya hahaha. Tapi kakakmu kemana?
Adik                                       :”Adik, ia pulang duluan dengan temannya”
Teman4                                :”Huuuuhh... Dasar”
Teman3                                :”Ya udahhh... kami antar kamu pulang yahh...”
Adik                                       :”ntar ngerepotin ?”
Teman3                                :”ngak lah, jika dibandingin pertolonganmu pada kami ini tak ada artiya”
Teman4                                :”bener benert”

Akhirnya sang adik sampai dirumah dengan selamat dengan diantar temannya. Orang tua dan Kakaknya sudah menunggu dengan cemas.
Kakak                                    :”Adik, maafin kakak ya. Kakak janji akan memperhatikanmu lebih “
Ibu                                         :”Syukurlah lah nak kamu baik-baik aja”
Adik                                       :”Iya bu”
Ayah                                      :”Kalian temannya adik yah? Wah kalian baik sekali, jika tidak ada kalian                 pasti Adik tidak akan pulang”
Teman4                                :”ngak apa om. Adik juga baik banget sama kita”
Ibu                                         :”Tuhh dengar kak, kamu itu harus contoh adikmu. Jangan angkuh terus”
Kakak                                    :”Iya ma. Teman-teman maafin saya ya kalau selama ini sedikit keterlaluan. Doain saya agar bisa berubah”
Teman, Adik, Ayah, Ibu :”Aminnn”

NARATOR7 : Sebuah pelajaran yang sangat berarti kita dapatkan dari sosok Adik. Kebaikan yang selama selama ini ia lakukan membat ia disenangi banyak orang, sehingga orang-orang tidak segan menolong ia saat kesusahan. Hendaklah kita juag mencerminkan Kasih seperti sosok Adik. Dan semoga dua kisah Cerminan kasih ini dapat membuat kiat lebih ingat dan peduli, tentang kriteria KASIH dalam kehidupan kita. Syalom. Tuhan Yesus Memberkati.: 




 Fragmen By Gabe Marihot

2 komentar:

Unknown mengatakan...

sangat baik sekali. terimakasih. dapat menjadi sumber inspirasi untuk natal kami nanti..

Unknown mengatakan...

kepanjangan

Posting Komentar